Kontribusi Pesantren dan Sastra Indonesia terhadap Moderasi Beragama
Yogyakarta, 28 September 2023 โ Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar kuliah umum bertajuk “Kontribusi Pesantren dan Sastra Indonesia terhadap Moderasi Beragama” secara daring melalui platform Zoom Meeting. Acara ini dimulai pada pukul 09.30 WIB dan menghadirkan Prof. Dr. Abdul Wachid B.S., M.Hum. sebagai pemateri utama, dengan Dr. M. Ardi Kurniawan, M.A. sebagai moderator.
Kuliah umum ini bertujuan untuk membahas bagaimana pesantren dan sastra Indonesia berperan dalam membentuk moderasi beragama di tengah masyarakat yang multikultural. Acara ini dihadiri oleh dosen dan mahasiswa.
Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Abdul Wachid B.S., M.Hum. menegaskan bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam membentuk karakter masyarakat yang moderat. Sebagai institusi pendidikan berbasis keagamaan, pesantren tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembelajaran agama, tetapi juga sebagai wadah yang mengajarkan nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan kebersamaan. Melalui sistem pendidikan yang berbasis keilmuan, kebudayaan, dan kearifan lokal, pesantren turut berkontribusi dalam membangun generasi yang berwawasan luas serta memiliki sikap terbuka terhadap perbedaan.
Selain itu, beliau juga menyoroti peran sastra Indonesia sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan moderasi beragama. Sastra, dalam berbagai bentuknya seperti puisi, cerpen, dan novel, dapat menjadi alat untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, keberagaman, serta persatuan dalam kebangsaan. Melalui karya sastra, masyarakat dapat memahami pengalaman hidup dari berbagai latar belakang, sehingga tercipta pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya hidup berdampingan dalam harmoni.
Prof. Wachid juga menjelaskan bahwa moderasi beragama bukan sekadar konsep, tetapi juga praktik yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pesantren dan sastra dapat menjadi dua elemen yang saling mendukung dalam mewujudkan masyarakat yang inklusif dan harmonis.
Setelah pemaparan materi, sesi diskusi berlangsung interaktif. Banyak peserta yang mengajukan pertanyaan mengenai peran konkret pesantren dalam menghadapi tantangan era digital, serta bagaimana sastra dapat lebih dioptimalkan dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama. Beberapa peserta juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara dunia akademik dan pesantren untuk memperkuat pemahaman kebangsaan di kalangan generasi muda.
Menutup acara, Prof. Dr. Abdul Wachid B.S., M.Hum. berharap agar peserta kuliah umum semakin memahami pentingnya pesantren dan sastra dalam membentuk masyarakat yang berbudaya, religius, dan moderat. Beliau juga mendorong para akademisi dan sastrawan untuk terus menciptakan karya-karya yang mengedepankan nilai-nilai perdamaian, toleransi, dan keberagaman.
Dengan terselenggaranya kuliah umum ini, diharapkan peserta semakin terinspirasi untuk mengembangkan kajian tentang pesantren, sastra, dan moderasi beragama, serta mampu mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.