Bincang Akademik PBSI UAD: Rahasia Menulis Opini Tembus Media Massa
Yogyakarta, 17 Juli 2025 – Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), kembali menggelar diskusi akademik untuk memperkuat budaya literasi publik. Kali ini, tema yang diangkat adalah “Tips Menulis Opini yang Tembus Media Massa” dengan menghadirkan Sudaryanto, M.Pd., dosen PBSI sekaligus penulis aktif di berbagai media lokal maupun nasional.
Dalam diskusi yang berlangsung interaktif, Sudaryanto menekankan bahwa menulis opini merupakan salah satu bentuk kontribusi akademisi terhadap isu-isu masyarakat. Aktivitas menulis, katanya, tidak hanya bermanfaat bagi pengembangan karier akademik dan institusi, tetapi juga memberi nilai praktis berupa honorarium dari media massa.
“Menulis itu mendatangkan koin dan poin,” ujar Sudaryanto, merangkum motivasi menulis dengan kalimat sederhana namun penuh makna.
Sudaryanto, yang dikenal sebagai penulis reguler di Kedaulatan Rakyat Yogyakarta, juga berbagi pengalamannya menembus media nasional seperti Kompas dan Republika. Menurutnya, kemampuan menulis opini bukan hanya soal teknik, melainkan juga soal kepekaan melihat isu serta membaca situasi sosial.
“Gagasan bisa lahir dari mana saja: pengalaman sehari-hari, berita terkini, hingga obrolan di warung kopi,” jelasnya.
Ia menambahkan, membaca adalah fondasi utama dalam menulis. Selain itu, calon penulis opini perlu memahami gaya selingkung masing-masing media agar tulisannya lebih mudah diterima redaksi.
Bagi PBSI UAD, kegiatan ini mengingatkan pentingnya melahirkan lulusan yang tidak hanya piawai dalam linguistik dan sastra, tetapi juga siap berperan sebagai intelektual publik. Sudaryanto pun menekankan aspek etika, seperti tidak mengirim artikel yang sama ke banyak media sekaligus serta menulis sesuai bidang kompetensi agar kredibilitas tetap terjaga.
Menutup sesi, ia menyampaikan pesan yang memantik semangat peserta:
“Menulis itu proses, ada progres, dan hasil akhirnya adalah sukses, sekaligus mengurangi stres.”
Ungkapan itu disambut tawa dan tepuk tangan meriah. Diskusi ini diharapkan semakin memotivasi mahasiswa maupun dosen PBSI UAD untuk menjadikan menulis sebagai bagian penting dari kehidupan akademik yang berdampak luas bagi masyarakat.