Proses Kreatif Sastrawan
/in Berita /by Efa AnggrainiYogyakarta – Jumat, 15 Juli 2022, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Proses Kreatif Sastrawan” yang berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting. Acara ini menghadirkan Bapak Latif S. Nugraha, M.A. sebagai narasumber utama, dengan Bapak Wachid E. Purwanto, M.A. sebagai moderator. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa dan akademisi mengenai perjalanan kreatif seorang sastrawan dalam menghasilkan karya sastra yang bermakna dan bernilai estetika tinggi.
Dalam pemaparannya, Bapak Latif S. Nugraha, M.A. menjelaskan bahwa proses kreatif sastrawan tidak hanya bergantung pada bakat, tetapi juga memerlukan ketekunan, eksplorasi ide, dan pemahaman mendalam terhadap bahasa serta budaya. Ia menekankan bahwa menulis sastra adalah proses yang dinamis dan melibatkan banyak aspek, mulai dari pengalaman pribadi, observasi sosial, hingga pencarian inspirasi dari karya sastra terdahulu. “Menjadi sastrawan berarti memahami kehidupan dari berbagai sudut pandang dan menuangkannya dalam bentuk tulisan yang menggugah,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia membahas berbagai metode yang digunakan sastrawan dalam menggali ide dan mengolahnya menjadi karya sastra yang memiliki daya pikat. Dari teknik pencatatan pengalaman sehari-hari hingga eksplorasi imajinasi yang mendalam, semua proses tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dalam penciptaan karya sastra yang autentik. Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh sastrawan masa kini, seperti adaptasi dengan perkembangan teknologi dan perubahan selera pembaca.
Setelah pemaparan materi, peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan mengajukan pertanyaan. Dalam sesi tanya jawab, banyak peserta yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai cara mengatasi kebuntuan dalam menulis serta strategi membangun karakter yang kuat dalam karya sastra. Diskusi yang interaktif ini semakin memperkaya pemahaman peserta mengenai kompleksitas proses kreatif dalam dunia sastra.
Kuliah umum ini mendapatkan respons positif dari para peserta, terutama mahasiswa yang bercita-cita menjadi sastrawan. Mereka mengaku mendapatkan wawasan baru mengenai bagaimana memulai dan mengembangkan tulisan sastra dengan lebih sistematis dan inspiratif. Dengan terselenggaranya acara ini, PBSI FKIP UAD berharap dapat terus memberikan ruang bagi mahasiswa dan akademisi untuk memahami lebih dalam dunia sastra serta mengembangkan kreativitas mereka dalam berkarya.
LOKAKARYA PENYAMAAN PERSEPSI RPS DAN EVALUASI BERBASIS OBE DISELENGGARAKAN OLEH PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UAD
/in Berita /by Arif SetiawanYogyakarta, 8 Februari 2022 – Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), menyelenggarakan Lokakarya Penyamaan Persepsi Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan Evaluasi Berbasis Outcome-Based Education (OBE) pada Selasa, 8 Februari 2022. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual melalui platform Zoom Meeting, dihadiri oleh dosen-dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta narasumber ahli dalam bidang kurikulum dan evaluasi pendidikan.
Lokakarya ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman para dosen mengenai penyusunan RPS dan sistem evaluasi pembelajaran yang berbasis OBE. Outcome-Based Education (OBE) merupakan pendekatan pendidikan yang menekankan pada capaian pembelajaran (learning outcomes) yang harus dicapai oleh mahasiswa. Melalui pendekatan ini, proses pembelajaran diarahkan untuk memastikan bahwa mahasiswa mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
Dalam sambutannya, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Roni Sulistyono, M.Pd., menyampaikan pentingnya penyamaan persepsi dalam penyusunan RPS dan evaluasi berbasis OBE. “Lokakarya ini menjadi langkah strategis untuk memastikan bahwa seluruh dosen memiliki pemahaman yang sama dalam mengimplementasikan kurikulum berbasis OBE. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan lulusan yang kompeten,” ujarnya.
Narasumber dalam lokakarya ini adalah Dr Nanik Sulistyani, M.Si., Apt., pakar kurikulum dan evaluasi pendidikan. Dalam paparannya Dr. Nanil menjelaskan prinsip-prinsip dasar OBE dan langkah-langkah penyusunan RPS yang sesuai dengan pendekatan tersebut. “RPS berbasis OBE harus dirancang dengan memperhatikan capaian pembelajaran yang ingin dicapai. Evaluasi juga harus dirancang untuk mengukur sejauh mana mahasiswa mampu mencapai learning outcomes tersebut,” jelasnya.
Selain itu, lokakarya juga membahas teknik-teknik evaluasi yang efektif dalam pendekatan OBE, seperti penilaian autentik, penilaian berbasis proyek, dan penilaian portofolio. Para dosen diajak untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dalam menerapkan metode evaluasi tersebut di kelas.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari para peserta. Hermanto, M.Hum., salah satu dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, menyatakan bahwa lokakarya ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam menyusun RPS dan evaluasi berbasis OBE. “Dengan adanya lokakarya ini, kami semakin memahami bagaimana merancang pembelajaran yang berorientasi pada capaian pembelajaran mahasiswa,” ujarnya.
Lokakarya ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UAD. Dengan adanya penyamaan persepsi dan pemahaman yang baik tentang OBE, diharapkan proses pembelajaran dapat lebih terarah dan efektif dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Lokakarya RPS dan Evaluasi Pembelajaran Berbasis OBE
/in Berita /by pbsiProdi PBSI UAD adakan Lokakarya RPS dan Evaluasi Pembelajaran Berbasis OBE (8/2). Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini Dr. Nanik Sulistyani, M.Si., Apt. Kegiatan lokakarya dilakukan secara daring dan diikuti seluruh dosen PBSI UAD. “Luaran dari kegiatan ini diharapkan prodi memiliki RPS mata kuliah yang evaluasinya berbasis OBE,” ucap Yosi Wulandari, M.Pd., selaku penanggung jawab Kurikulum Prodi PBSI UAD.
Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UAD 2022
/in Berita, Pengumuman /by pbsiLihat video berikut untuk mengetahui langkah-langkah pendaftaran mahasiswa baru Universitas Ahmad Dahlan.
Seminar dan Rakornas ADOBSI di UAD, Kesadaran Literasi Digital Jadi Keharusan
/in Berita /by pbsiEra digital menjadi tantangan tersendiri dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dosen dan mahasiswa harus menyesuaikan diri dengan perkembangan dan tuntutan zaman dengan melakukan adaptasi. Literasi digital menjadi keharusan.
Demikian diingatkan Dr Trikinasih Handayani MSi, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat membuka Seminar Nasional dan Rakornas Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) di Islamic Center, Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Ringroad Selatan Bantul, Sabtu (22/01/2022).
Seminar secara daring dan luring menghadirkan narasumber Dr Muhammad Rohmadi MHum (Ketua Umum ADOBSI), Dr M Ardi Kurniawan MA (UAD), Dr Dwi Sulistyorini MHum (Universitas Negeri Malang), Dr Dwi Kusumaningtyas MHum (Univet Sukoharjo), Prof Dr Maman Suryaman MPd (Universitas Negeri Yogyakarta). Kegiatan bertema Inovasi Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Menyongsong Industri Kreatif di Era Digital’ dengan moderator Sudaryanto MPd.
Menurut Trikinasih Handayani, dosen harus menguasai bermacam-macam literasi, salah satunya literasi digital. “Tema yang dipilih sangat relevan bagi dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,” ujarnya.
Sebelumnya Dr Muhammad Rohmadi MHum selaku Ketua Umum ADOBSI dalam sambutan antara lain mengatakan, adanya ADOBSI menjadi media silaturahmi akademik, berbagi dan memberi solusi. “ADOBSI kini ada di 29 provinsi di Indonesia, anggotanya 875 orang dosen,” katanya. Kendala yang dihadapi masa pandemi Covid-19 tidak bisa bertemu secara langsung.
Sedangkan inovasi dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, pembelajaran digital menjadi keharusan dengan berbagai aplikasi dan media digital. “Kami sering mengingatkan, dosen tidak berinovasi akan ditinggalkan mahasiswanya,” tandasnya. Era digital dengan adanya Google, 24 jam tanpa marah, tanpa mengeluh. Bahkan bertanya salah pun diluruskan Google.
Pada bagian lain disebutkan, ADOBSI hadir, bersilaturahmi, berbagi dan memberi solusi multi generasi NKRI. (Jay)