Dosen PBSI UAD Menjadi Salah Satu Penulis Naskah Sebuah Film Layar Lebar
Ir. H. Djuanda dikenal sebagai insinyur pendiam dari Jawa Barat yang menjadi sosok terpenting ketiga setelah dwitunggal Soekarno-Hatta, dengan jasa terbesarnya adalah Deklarasi Djuanda, yang mengonsep kesatuan kewilayahan nasional. Perlu diketahui sosok Ir. H. Djuanda Kartawidjaja merupakan kader Muhammadiyah dari Jawa Barat. Karena kepiawaian Ir. Juanda inilah, yang menjadikan teritorial Indonesia terintegrasi meski terpisah laut sampai sekarang ini. Lembaga Seni Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah berkolaborasi dengan MIXPRO dan BCA secara resmi memulai memproduksi Film “Djuanda Pemersatu Laut Indonesia.” Pengangkatan sosok Djuanda dilatarbelakangi karena sosoknya sangat berdedikasi dalam berjuang memperebutkan Kemerdekaan Indonesia.
Film ini tayang di layar lebar CGV dan Pop Up Cinema milik Muhammadiyah, serta disebarkan ke seluruh Indonesia melalui sistem jemput bola, memastikan pesan dan nilai-nilai penting dari Ir. H. Djuanda dapat diakses oleh semua kalangan, terutama generasi muda. “Ir. H. Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia” diharapkan dapat menjadi pemantik semangat bagi generasi muda untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara. Gunawan menambahkan, Djuanda juga berperan aktif dalam mewujudkan kesatuan bangsa. Hal itu dilakukan melalui koridor darat, laut, bahkan udara. Dengan perannya tersebut, Gunawan mengharapkan agar film ini dapat memberikan secercah pengajaran bagi generasi muda masa kini. Yakni meresapi nilai-nilai perjuangan para pejuang dan pendiri bangsa dalam mendirikan Indonesia tegak berdiri di bumi pertiwi. “Semoga dengan film ini dapat menginspirasi dan membawa nilai-nilai kebaikan bagi generasi penerus bangsa,” katanya.
Di samping itu, Andika Prabhangkara selaku produser film menjelaskan proses pembuatan film ini sudah dimulai sejak dua tahun yang lalu. Di mana pemilihan tokoh Djuanda ini diangkat karena jasanya dalam sejarah indonedia yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda. “Ir. Djuanda, dialah sosok yang sangat penting dan memiliki jasa begitu besar untuk Indonesia. Dia bukan seoarng orator, bukan seorang frontliner, juga bukan politisi, bahkan sama sekali tidak pernah terlibat menjadi anggota dengan partai politik, tapi sebagai sosok pahlawan yang bergiat di belakang “layar” ia telah mengemban amanah sebagai menteri sebanyak 17 kali,” jelasnya. Andika menerangkan bahwa proses produksi film ini tidak mudah. Karena perjuangannya sangat besar, di mana mencari lokasi dan para pemainnya, menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya. Namun begitu, dirinya tidak pernah menyerah, melainkan akan optimistis jika film ini dapat dikerjakan dengan baik dan lancar.
Salah satu yang menjadi penulis naskah dari film tersebut adalah Dosen tetap Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UAD. Beliau adalah Fitri Merawati, S.Pd., M.A. yang turut andil dalam menulis naskah dari film tersebut. Fitri tidak sendirian, ia bersama dua orang lainnya yang menyusun sebuah naskah film itu, Bimo Suryojati dan Era Sugiarso. Film tentang biografi dari sosok Ir. H. Djuanda Kartawidjaja akan tayang di layar lebar secara umum tahun depan. Namun beberapa waktu lalu beberapa kalangan yang tergabung dalam Muhammadiyah sempat mengadakan nonton bareng atau bisa disebut Gala Premier film tersebut.