Kuliah Tamu Sastra Anak: Jembatan Peradaban dan Pembangunan Berkelanjutan
Yogyakarta, 18 Desember 2024 – Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat UAD menggelar kuliah tamu bertajuk “Sastra Anak: Jembatan Peradaban dan Pembangunan Berkelanjutan”. Acara berlangsung pada Rabu (18/12) pukul 09.00 WIB melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung melalui kanal Zoom Live.
Kegiatan ini dibuka dengan sambutan oleh Roni Sulistiyono, M.Pd. selaku Kaprodi PBSI UAD serta Dr. Yosi Wulandari, M.Pd. selaku Ketua HISKI Komisariat UAD. Adapun jalannya diskusi dipandu oleh Fitri Merawati, M.Pd., dosen PBSI UAD, yang bertindak sebagai moderator.
Kuliah tamu menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Dr. Ari Ambarwati, M.Pd. (dosen PBSI Universitas Islam Malang) dan Resneri Daulay, S.S., M.A. (dosen Sastra Inggris UAD). Keduanya memaparkan pandangan terkait peran sastra anak dalam menjaga tradisi, merespons isu-isu sosial, serta mendukung pembangunan berkelanjutan.
Dalam pemaparannya, Dr. Ari menekankan bahwa sastra anak bukan sekadar hiburan, melainkan sarana pewarisan budaya lokal, penanaman nilai, sekaligus media pengembangan imajinasi anak. Ia memperkenalkan karya-karyanya seperti Rempah Berkisah, yang mengangkat kekayaan rempah-rempah Indonesia, serta menyoroti peran platform digital seperti Diva Litera dan Literacy Cloud dalam memperluas akses terhadap karya sastra anak.
Sementara itu, Resneri Daulay membagikan hasil penelitiannya mengenai buku bergambar anak di Australia yang menampilkan tema terkait identitas gender. Ia menjelaskan bahwa karya sastra anak sering kali mencerminkan realitas sosial masyarakat, termasuk isu-isu kontemporer, sehingga dapat menjadi bahan kajian akademis dan diskusi kritis tentang keragaman serta dinamika sosial budaya.
Kedua narasumber sepakat bahwa sastra anak memiliki potensi besar untuk menjadi lahan riset interdisipliner yang melibatkan bidang pendidikan, sosial, budaya, hingga isu keberlanjutan. Mereka juga menekankan pentingnya kolaborasi antara penulis dan ilustrator dalam menciptakan karya yang menarik dan mendidik. Selain itu, para peserta didorong untuk aktif mengikuti kompetisi sastra maupun memanfaatkan peluang pendanaan penelitian agar khazanah sastra anak di Indonesia semakin berkembang.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif yang membahas isu-isu terkini, mulai dari kajian perbandingan sastra, strategi memperoleh pendanaan riset, hingga potensi sastra anak sebagai penguat identitas budaya sekaligus sarana merespons tantangan sosial global.