Sapa Prodi PBSI: Dorong Mahasiswa Lulus Tepat Waktu dan Junjung Nilai Kejujuran
Yogyakarta – Sabtu, 12 Juli 2025, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar kegiatan “Sapa Prodi” yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai angkatan. Acara ini menghadirkan Roni Sulistiyono, M.Pd. sebagai pembicara dan dipandu oleh Dr. Yosi Wulandari, M.Pd. selaku moderator.
Dalam pemaparannya, Roni Sulistiyono menyampaikan berbagai informasi penting terkait kegiatan akademik mahasiswa, mulai dari pelaksanaan ujian, tugas akhir, hingga praktik lapangan. Ia menegaskan bahwa ujian semester akan dimulai pada 21 Juli 2025 dan mahasiswa wajib memiliki kartu ujian yang telah dikonsultasikan dengan dosen wali.
“Ketika ujian berlangsung, saya berharap mahasiswa bisa berlaku jujur dan menghindari mencontek. Nilai yang diperoleh dengan jujur akan lebih berkah,” ujar Roni.
Lebih lanjut, Roni menjelaskan bahwa seminar tugas akhir terbagi menjadi dua jenis, yaitu seminar proposal skripsi dan publikasi ilmiah. Mahasiswa dapat mengambil seminar ini pada semester 7 dan 8, bahkan lebih cepat jika memungkinkan. Ia menekankan pentingnya menyelesaikan studi tepat waktu, idealnya kurang dari empat tahun.
Terkait Praktik Lapangan Persekolahan (PLP), mahasiswa semester 4 akan melaksanakan PLP 1 dan mahasiswa semester 6 menjalani PLP 2. Dalam kesempatan ini, Roni berpesan agar mahasiswa menjaga nama baik pribadi maupun institusi.
“Mahasiswa harus menjadi teladan bagi siswa di sekolah. Tunjukkan sikap dan perilaku yang mencerminkan jati diri UAD,” tambahnya.
Sesi Tanya Jawab
Dalam sesi tanya jawab, muncul beberapa pertanyaan dari mahasiswa mengenai pembiayaan publikasi ilmiah, pembimbing skripsi, hingga teknis pelaksanaan sidang. Roni menjelaskan bahwa biaya publikasi ilmiah sepenuhnya ditanggung oleh mahasiswa, namun dosen pembimbing diperkenankan membantu secara sukarela.
“Dosen boleh membantu pembiayaan, tapi itu bukan kewajiban,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa setiap dosen di PBSI hanya diperbolehkan membimbing maksimal dua mahasiswa untuk menjaga kualitas bimbingan. Selain itu, mahasiswa tidak perlu menyediakan konsumsi bagi dosen penguji saat sidang.
Salah satu hal penting lainnya, publikasi ilmiah mahasiswa wajib dimuat di jurnal luar UAD sebagai upaya memperluas jangkauan akademik dan meningkatkan kualitas publikasi.
Acara “Sapa Prodi” ini ditutup dengan harapan bahwa seluruh mahasiswa PBSI dapat menyelesaikan studi dengan lancar, menjunjung tinggi kejujuran akademik, dan membawa nama baik UAD di manapun berada.